Jumat, 24 Agustus 2018

DEAD AWAKE: KELUMPUHAN SAAT TIDUR


Film ini tayang di bioskop Indonesia menjelang tutup tahun 2017 lalu. Film ini menceritakan tentang si kembar Beth dan Kate (Jocelin Denehue) dengan kehidupan dan karakter mereka yang berbeda, Beth yang seperti terjebak dalam kehidupannya yang kacau dan Kate yang secara karier jauh lebih matang.
Pada suatu hari, Beth pernah bercerita pada Kate tentang masalah kelumpuhan tidur yang dialaminya, yang kalau dalam bahasa kedokteran di sebut dengan istilah sleep paralysis, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah “ketindih” dan aku sebagai orang Madura terbiasa menyebutnya dengan bahasa “ap sa’ap”.
Gejala gangguan tidur yang satu ini, ditandai dengan kelumpuhan saat tidur dan ada seorang hantu berwajah seram yang seolah mencekik kita sehingga kita sulit bernafas  dan pada akhirnya mati. Awalnya Kate tidak terlalu menganggap serius cerita Beth, sampai kemudian kembarannya itu meninggal dan Kate mulai mencari tahu apa yang sedianya terjadi.
Keingintahuan Kate harus ditebus dengan nyawa 3 orang; temannya, Evan pacar Beth, (Jesse Bradford) dan terakhir Hassan seorang ahli gangguan tidur yang sudah membantunya membasmi sindrom nenek tua yang ada dalam mimpinya. Film ini menurutku aslinya bergenre horror dengan bumbu drama. Ditulis oleh Jeffrey Reddick, film ini berhasil mengingatkanku untuk selalu membaca ayat kursi sebelum tidur.



FILM BERBAGI SUAMI (POLIGAMI DALAM 3 VERSI)


Film yang disutradarai Nia Dinata ini bergenre dewasa dan akan sangat membosankan apabila ditonton mereka yang remaja dan belum memahami betul rumitnya hidup. Tapi bagi mereka yang udah dewasa, yang udah makan asam, garam, gula, cuka kehidupan, film ini jelas jadi tontonan yang paling nyepak di hati. Dalam film ini ada 3 frame kehidupan wanita dari kelas ekonomi berbeda yang terjebak dalam ikatan poligami.
Pertama ada Salma (Jajang C Noer), dokter kandungan yang harus menelan kenyataan pahit pada sebuah perayaan pesta suaminya Pak Haji (El Manik) ternyata sudah kawin lagi dengan Indri (Nungki Kusumawati) dan memiliki seorang putri bernama Ica. Perlahan seiring berjalannya waktu, Salma mulai belajar menerima kenyataan meskipun sang suami mulai jarang pulang dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah istri mudanya. Pak Haji sendiri adalah pengusaha yang kemudian merangkak menjadi tokoh politik, dan demi meningkatkan pamornya dia berhasil meyakinkan Salma untuk tampil di TV menanggapi isu poligami yang menimpa dirinya.
Ketika Pak Haji pada akhirnya terkena stroke, seorang wanita muda bernama Ima (Atiqah Hasiholan) mendadak muncul dan mengaku sebagai istri ketiga Pak Haji. Ima sendiri diketahui sebagai aktivis kampus dan lebih pantas menjadi pacar Nadin, putra pertama Pak Haji dari pernikahannya bersama dr Salma. Cerita poligami dr Salma dipungkas oleh prosesi pemakaman Pak Haji, dimana kembali seorang perempuan muda (Laudya Chintya Bella) dengan membawa seorang bayi datang dan menangis sesenggukan. Tapi rupanya dr Salma dan putranya Nadin (Winky Wiryawan) mulai terbiasa dengan kejutan seperti itu, tapi tidak dengan Indri istri keduanya.

Di frame kedua, ada kisah gadis desa bernama Siti (Shanty) yang dibawa ke kota oleh Pak Lik nya (Lukman Sardi) dan dijanjikan mengikuti kursus. Ternyata Pak Lik membawa Siti untuk dinikahi, hidup seatap bersama Sri (Ria Irawan) dan Dwi (Rieke Diah Pitaloka) istri pertama dan kedua Pak Lik. Dia pun harus berbagi kamar yang sempit dengan anak-anak mereka. Hebatnya ketiganya bisa hidup akur, bahkan nyaris tak ada yang namanya rasa iri ataupun cemburu. Kehidupan rumah tangga yang sedianya kacau, membuat Siti dan Dwi nekat lari dari rumah, lebih-lebih setelah Pak Lik kembali dari Aceh dengan membawa istri yang keempat.

Sementara di frame ketiga, ada gadis seksi keturunan Tiong Hoa bernama Ming (Dominique Agisca Diyose) yang terjebak cinta terlarang dengan Koh Abun (Tio Pakusadewo), pemilik restoran tempat dia bekerja. Koh Abun sendiri sudah menikah dengan Cik Linda dan punya anak seumuran Ming. Demi mengejar kehidupan mapan, Ming mau menjadi simpanan Koh Abun, bahkan dia sempat mendapatkan jatah apartemen sebelum kemudian ketahuan Cik Linda. Koh Abun sendiri kemudian pindah ke Amerika bersama Cik Linda dan anak-anaknya, dan Ming terpaksa meninggalkan kehidupan mewahnya. Ming pindah dari apartemen dan menempati kamar kos di sekitar rumah Pak Lik (frame kedua), tepat di hari yang sama ketika Siti dan Dwi kabur. Restoran bebek Koh Abun juga menjadi tempat dr Salma (frame kesatu) melihat suaminya makan bersama istri mudanya.
Intinya, meski dalam kemasan 3 frame, tapi tetap saja cerita poligami Salma, Siti dan Ming tetap bermuara di tempat yang sama dengan ending yang mempertegas: betapa poligami adalah fakta kehidupan terumit yang akan sangat sulit
diterima kita para wanita.

sepakat ibu-ibu???

8 TELENOVELA TAHUN 90’AN YANG PALING DIRINDUKAN


Sekitar tahun 90’an, layar TV Indonesia diramaikan oleh beberapa tayangan telenovela dari Amerika Latin. Konon telenovela-telenovela itulah yang bikin emak-emak pada lapar sampai lupa masak. Setidaknya ada 8 telenovela yang masih diharap banget bisa tayang lagi di layar TV Indonesia.
  1. Maria Mercedez
Telenovela latin yang satu ini bisa dianggap sebagai pelopor dari maraknya telenovela latin di Indonesia. Menceritakan tentang Maria si penjual lotre yang lahir di keluarga miskin dengan ayah seorang pemabuk dan ibu yang kabur dari rumah. Pada suatu hari Maria menikahi Santiago dan mewarisi seluruh hartanya begitu lelaki itu meninggal. Hal itu memicu kemarahan Marfina, tante Santiago. Untuk bisa merebut warisan yang seharusnya menjadi miliknya, Marfina meminta Maria menikahi George Louis, putranya yang baru ditinggal mati kekasihnya Diana. Setelah berjuang keras mendapatkan hati George Louis dan mengalahkan kelakukan gila Marfina, akhirnya Maria pun bisa hidup bahagia bersama George Louis. Selain Marfina, tokoh antagonis di serial ini juga ada Fabiola sang psikiater, dan Mistika dengan dress hitam panjang yang seolah menjadi gaun kebesarannya. Diperankan oleh si cantik Thalia, telenovela ini dulunya tayang di SCTV .
  1. Kassandra
Kassandra sebenarnya adalah putri Ernesto dan Andriana yang waktu bayi ditukar dengan bayi gipsi yang sudah mati oleh nenek tirinya, Hermina. Tinggal belasan tahun di rombongan sirkus, Kassandra dirawat oleh nenek peramal Dorinda dan dijodohkan dengan pelempar pisau, Randu. Kembali ke kota asalnya, Kassandra justru terjebak cinta segitiga kedua pamannnya yang kembar, Innagsito dan Luis Dafid. Cerita mati seru ketika Innagcito ditemukan tewas dan Kassandra dituding sebagai pembunuhnya. Rangkaian sidang pada akhirnya membuktikan bahwa pembunuh sebenarnya adalah Issaura, pembantu rumah tangga yang ternyata bermain api dengan Innagcito hingga punya anak Erika. Diperankan secara apik oleh Coraima Torres dan si tampan Osvaldo Rios, telenovela ini berhasil melambungkan bando rumbai dan rok gipsi ala Kassandra. Seingatku dulu aku sempat beli bandonya, ya pas jaman lebay gitu
  1. Maria Cinta Yang Hilang
Ini adalah telenovela yang udah beberapa kali diputer di beberapa TV swasta selain Rosalinda dan Marimar. Menceritakan tentang Maria si gadis miskin yang berhasil menggugah simpati Paman Fernando sehingga bisa tinggal di rumahnya dan jatuh cinta dengan putra sulungnya, Louis Fernando yang suka mabuk dan playboy. Pada akhirnya keduanya menikah, namun sayang karena Maria sempat stresh, dia pun terpisah dari putranya, Nandito selama beberapa tahun dan mengadopsi Tita. Tokoh antagonis di telenovela ini adalah si pembantu genit Penelope, dan Soraya yang punya 2 nyawa. Menurutku ceritanya klasik, hampir sama dengan telenovela kebanyakan. Tapi jadi sedikit terhibur dengan ulah si tukang gossip Carlota, pembantu yang super kepo dengan urusan majikannya.
  1. Gadis Pemimpi
Karakter utamanya adalah Lupita Lopes, mahasiswi hukum yang menjadi pramuniaga di salah satu departemen store. Dia tinggal di lantai atas gedung perbelanjaan tersebut bersama paman dan sahabatnya Rosa yang seorang buronan. Jujur, cerita cintanya dengan putra sang pemilik toko yang menyamar jadi karyawan sedianya kurang berkesan. Aku malah lebih tertarik dengan kehidupan sehari-hari Lupita Lopes, dimana demi memenuhi kebutuhan hidup diam-diam dia mengambil barang di departemen store, lalu mencatatnya dengan harapan kelak bila sudah lulus maka seluruh hutangnya akan terlunasi.
  1. Hati Yang Berduri
Aku paling suka telenovela yang satu ini karena ceritanya beda ama yang lain. Kostum pemainnya pun unik dengan mengambil setting tempat di wilayah pesisir pantai. Telenovela ini menceritakan tentang Monica yang selalu kalah saing dari adiknya, Aime yang berhasil memenangkan 2 hati pria ganteng sekaligus: Andres dan Juan si bajak laut yang ternyata saudara tiri Andres. Ya ending cerita sih tetap berpihak pada si Monica, tapi kalau aku pribadi lebih suka karakter Aime yang culas dengan tatanan rambut ala putri kerajaan gitu, apalagi kalau gaunnya udah diseret. Tapi sayang, telenovela ini sarat dengan adegan yang kala itu belum pantas kutonton. Kan masih SD.
  1. Carrusel
Nah, kalau telenovela yang ini aku nontonnya dengan mata terbuka, karena emang tokohnya seusiaku pas itu. Menceritakan tentang Ibu Guru Ximena yang harus menghadapi beragam kelakuan anak didiknya, mulai dari Maria Joaquina yang sombong, si hitam manis Cirilo yang ngebet banget dengan Maria Joaquina, Valeria si kacamata yang centil, Marcelina yang kecil imut, Carmen yang miskin tapi pintar, Pablo yang usil, Laura gendut yang terobsesi dengan Daniel, ah pokoknya aku fasih banget deh sama tokoh-tokoh di telenovela ini, barangkali karena faktor usia kali ya. Beberapa adegan yang menurutku menarik adalah saat Maria Joaquina merobek surat cinta Cirilo, dan ketika Bu Ximena menenangkan siswanya dengan tepukan yang khas; anak ... anak ... tenanglah!!

  1. Cara Sucia
Publik mengenalnya dengan si muka kotor. Adalah gadis bernama Estrella yang menjalin hubungan dengan Miguel Angel, putra Horacio dan Rebecca yang kaya raya di Caracas. Selain karena restu orang tua yang sulit di dapat, percintaan mereka juga terhalang oleh Santa, mantan pacar Miguel yang rada stresh. Mana tahu kalau di masalalu, ternyata Horacio adalah pembunuh ibu Estrella dan menyebabkan ayahnya dipenjara. Diperankan oleh Sonya Smith dan tayang di SCTV menjelang sore.
  1. Si Cantik Clara
Astrid Carolina Herrera memerankan sosok Clara yang cantik dengan rambut panjang berponi. Dia sebenarnya adalah putri Emiliano, pemilik tanah yang kemudian menjadi tokoh politik. Clara yang hidup miskin dengan bibinya menjadi pedagang asongan dan bertemu Valentino, putra Lissandro, musuh besar ayah kandungnya.  Keduanya terlibat kisah cinta yang begitu sulit, serumit hubungan kedua orang tua mereka.

7 KARAKTER ‘HOT DADDY’ DI FILM


Yang namanya film ditonton bukan hanya karena alur ceritanya, tapi yang tak kalah penting adalah pilihan pemainnya. Dan kalau ada kategori ‘Hot Daddy’ terbaik, 7 aktor hollywood berikut ini emang pantas menyandang gelar tersebut. Siapa saja mereka?
1. Ryan Philipe – Wish Upon

Dulu inget banget, pas pertama kali nonton film I Know what You Did Last Summer aku nggak seberapa suka dengan lawan main Sarah Michelle Gellar ini. Ganteng sih, tapi Ryan pas itu masih terlihatnya tengil. Nah beda banget, pas doi jadi bokapnya Joey King di film Wish Upon, mendadak aku ngiler dan jadi pengen banget diadopsi. Betapa tidak, cowok kelahiran tahun 1974 yang pernah menikahi artis pirang Reese Witherspoon ini tiba-tiba menjelma menjadi hot daddy dengan pipi ditumbuhi bulu-bulu tipis. Berperan sebagai Jonathan Shannon, ayah dari Clare Shannon (Joey King), Ryan tampil sebagai pengumpul barang bekas yang sabar tapi sedikit pendiam dan menutup diri sejak ditinggal bunuh diri istrinya. Meski begitu, gantengnya jadi makin sempurna aja terkemas apalagi pas dia main xexofon.
2. Channing Tatum – White House Down


Di White House Down, cowok berbody seksi itu digambarkan sebagai duda satu anak yang sebenarnya gagal jadi Paspamres  melalui proses interview. Namun di hari yang sama, gedung putih tiba-tiba diserang teroris, dan John Cale (Channing Tatum) harus berjuang mati-matian untuk menyelamatkan presiden dan Emily Cale putrinya (Joey King). Meskipun jarang berada di sisi putrinya, si papa ganteng ini berhasil membuktikan pada Emily bahwa dia adalah papa hebat yang layak dibanggakan.  Hayo ... siapa yang mau diadopsi Channing Tatum? Kalau aku sih mending jadi istrinya, kan doi udah resmi cerai dari Jenna Dewan. Hehe ...
3. Liam Neeson - Taken

Kalau ada kategori papa paling heroik, Liam Neeson lah orangnya. Betapa tidak, lelaki 66 tahun ini pernah menyelamatkan sebuah pesawat dari aksi pembajakan di film “NON STOP”.  Tapi di film Taken, beliau sebagai mantan agen CIA harus menyelamatkan Kim, putrinya dari sindikat albania. Mau jadi Bill Marcks di film Non Stop ataupun Bryan Mills di film Taken, menurutku pria kelahiran Irlandia yang satu ini emang layak untuk menyandang gelar “Hot Daddy”, apalagi bawaannya kalem, nggak keakehan ngomong, tapi possesif banget.
4. Chris Evans - Gifted

Chris Evans sebenarnya lebih dikenal publik pencinta film sebagai superhero terbitan komik Marvels. Mulai dari menjadi manusia obor di Fantastic Four, hingga puncaknya memerankan karakter Captain Amerika. Namun berbeda halnya saat doi menjadi Franks di film Gifted, film drama yang menempatkan Evans sebagai mekanik kapal yang harus mengasuh keponakannya Marry demi menyelamatkannya dari obsesi berlebih sang nenek. Di film ini sisi melankolis sang superhero berhasil tergali, bagaimana dia memperjuangkan hak asuh Marry dan cara dia menggendong si kecil yang menurutku unik dan menghasilkan siluet yang seksi.
5. Will Smith – The Persuit Of Happyness

Bermain bersama putranya, Jaden Smith, pria keturunan Negro manis yang satu ini berhasil membuat film Persuit of Happyness basah oleh tangisan. Perannya sebagai Chris Gardner yang harus berjuang mati-matian menghidupi anaknya sejak berpisah dari Linda, mantan istrinya benar-benar menguras simpati yang nonton. Apalagi karena film ini kabarnya adalah true story. Adegan yang menurutku paling mengharukan adalah ketika Chris terpaksa mengajak tidur anaknya di dalam toilet kamar mandi yang digedor petugas kebersihan.  Bagaimana dia menenangkan putranya dengan pasang mata yang menahan tangis. Aih ... Om, hot daddy bener sampean kuwi.
6. Tom Cruise – War Of The Worlds

Gantengnya sih udah pasti, tengilnya apalagi. Suami dari Katie Holmes ini memang bisa main di banyak peran, termasuk ketika memerankan tokoh Ray Ferrier, duda yang harus menyelamatkan kedua anaknya Robbie dan Rachel di film War Of The World dari serangan kawanan alien yang mendadak muncul dari tanah. Awalnya sih Ray menjadi papa yang buruk, bahkan Robbie putra sulungnya sama sekali tidak simpatik dan tidak mau memanggilnya ayah. Tapi diakhir cerita, setelah mengalami banyak hal pada akhirnya Ray mendapatkan pelukan hangat dari si sulung setelah berhasil membawa Rachel dengan selamat di hadapan ibunya.
7. Paul Walker – Hours

Tak pernah kuduga sebelumnya, bahwa Hours akan menjadi film terakhir Paul Walker sebelum kemudian pria tampan nan seksi ini menghembuskan nafas terakhirnya karena kecelakaan. Berperan sebagai Nolan, lelaki yang baru ditinggal mati istrinya,  Walker harus menyelamatkan putrinya yang lahir prematur agar tetap bertahan hidup di saat badai Katrina melanda Wilayah Lousiana. Dia harus berlumur darah, lari bolak-balik dengan akurasi waktu yang pas demi menghidupkan genset rumah sakit tempat putrinya dirawat. Aduh, asli dah film ini benar-benar menghadirkan sosok ayah ganteng yang heroik.

FILM 5 CM; GURATAN CINTA DALAM PERSAHABATAN


Jauh sebelum filmnya rilis, aku udah baca novelnya dan kuakui Donny Dirgantoro lebih dari sekedar api meracik kata. Novel garapannya udah kayak wikipedia, banyak banget wawasan baru yang singgah di otak. Novel bersampul hitam yang kuwarisi dari sahabatku (Benny) memang sudah lama kuandaikan untuk rilis sebagai film.
Dan ketika film ini beneran rilis, aku girang banget karena sosok Genta ‘sang leader’ dipercayakan kepada Fedi Nuril. Tapi sedikit mengecewakan saat tahu Raline Shah yang jadi sosok Riani. Aduh ... menurutku dia terlalu cantik, terlalu elegan untuk berada di kerumunan 4 pejantan. Masih menurutku, Si Riani versi Raline Shah juga kurang cerewet, jarang pake kacamata, rambutnya juga nggak pernah dikucir, tidak seperti gambaran Riani di novel. Kalau sosok Zafran, si penyair konyol aku sepakat kalau diperankan si imut Herjunot Ali, tapi sayang rambutnya kurang gondrong, terlalu klimis untuk menjadi seorang penyair gendeng. Si Ian gendut diperankan oleh Igor
vocalis Saykoji , bengkaknya sih udah dapet, tapi tampangnya kurang bokep. Nah yang bikin aku keki, Arial yang datar diperankan oleh Deny Sumargo, sementara Arinda kembarannya diperankan oleh  Pevita Pearce. Hayo ... dimana miripnya?
Bicara secara keseluruhan, aku lebih suka versi novelnya karena kutipannya jauh lebih banyak. Tapi sayang, ending di novel jatuhnya terlalu maksa, mana Genta jadinya ma Citra lagi. Kalau aku sih lebih dukung ending versi filmnya, dimana Genta masih ngejomblo dan pada akhirnya ketemu Arinda yang semakin mateng.
Ohya, buat kamu yang belum pernah baca novel atau bahkan belum nonton filmnya, aku bagikan sinopsisnya. Semua berawal dari persahabatan 5 orang beda karakter yang sepakat untuk menjadi diri mereka sendiri: Genta, Ariyani, Ian , Arial dan Zafran. Karena bosen keseringan ketemu, mereka memutuskan untuk vakum selama 3 bulan dan baru bertemu di tanggal 14 Agustus di Stasiun Senen. Genta sang leader, berencana mengajak 4 sahabatnya mendaki Puncak Mahameru di Kota Malang. Nah, kebetulan si Arinda ikut. Di sinilah kisah cinta segiempat mulai terbentuk.
Genta sudah lama naksir Riani, dan berdasarkan kacamata penonton awam dipikirnya Riani juga naksir Genta. Eh, ternyata meleset. Riani ternyata menyimpan perasaan terdalamnya untuk Zafran, yang terang-terangan naksir Arinda. Yang bikin sisi romantis film ini makin kuat, ternyata si cantik Arinda naksir Genta, hanya Genta dan selalu Genta. Di Ranu Kumbolo, surganya Gunung Semeru segala rasa terungkap dengan kalimat dialog Riani yang bikin pembaca, penonton melongo: “Tapi bukan kamu, Ta yang ada di hati Riani. Dia ... Zafran, Ta.”
Yah ... kalah taruh deh.
Adegan yang paling dramatis dan memaksaku sempat menangis dalam versi novelnya, adalah pas Ian jatuh dan dipikir udah mati. Sementara adegan paling konyol, adalah ketika Zafran dan Ian termakan omongan Genta untuk mendaki tanjakan cinta.  Terlepas dari semuanya, mau novel atau filmnya, 5 CM tetap menjadi hiburan paling menarik, karena di 5 CM kita belajar apa itu berjuang, menjaga cinta, persahabatan, dan bagaimana kita mencintai Indonesia.

OTOMATIS ROMANTIS, FILM NYA WANITA TELAT KAWIN


Film bergenre drama yang satu ini udah belasan kali aku tonton sampai hafal adegan ma dialognya. Anehnya aku nggak pernah bosen. Barangkali karena tokoh utamanya si Nadia (Marsha Timoty) yang dalam kehidupan nyata emang kece berat.
Di film ini, Nadia digambarkan sebagai wanita karier berusia 29 tahun yang telat kawin. Sementara Nabila (Wulan Guritno) kakaknya udah menikah dengan Dave (Tukul Arwana), pemilik peternakan yang kaya raya tapi narsis parah. Sementara adiknya, Nana (Poppy Sovia) juga sudah punya pacar dan kerap memanasinya. Karena itu Ayah dan Ibunya (Tarsan dan Cintami Atmanegara) mendesak Nadia agar segera menikah. Selain karena kesibukannya sebagai pimpinan dari salah satu redaksi majalah wanita, rupanya Nadia belum juga menikah karena percaya dengan kutukan bahwa cewek-cewek di keluarganya akan mendapatkan pasangan yang kurang secara fisik alias jauh dari kesan cakep.
Di kantor Nadia, ada seorang karyawan administrasi baru bernama Bambang, dari Jogya. Bambang (Tora Sudiro) adalah adik semata wayang Trisno (Dwi Sasono) pengangguran yang hobi berjudi dan kerap menuntut balas budi dari Bambang. Bambang sendiri terobsesi ingin menulis untuk majalah yang Nadia pimpin, tapi Nadia dengan tegas menolak karena dianggap materinya kurang cocok. Meski begitu Bambang dipercaya Nadia untuk menjadi model dari majalahnya, meski awalnya Nadia sempat skeptis.
Perasaan simpati Nadia mulai muncul saat Bambang mau memenuhi undangan makan malam dari ayahnya. Lalu berbagai cara pun mulai dilancarkan Nadia untuk mendekati Bambang, termasuk memberi kesempatan Bambang untuk menulis di majalahnya. Nadia juga pernah nekat mencium Bambang, meski dengan polosnya Bambang meminta Nadia untuk beristighfar.
Permasalahan baru muncul takkala Bambang terpaksa menikahi Ratna yang terlanjur hamil oleh Trisno. Hal ini tentu membuat Nadia marah dan menganggap Bambang playboy. Diakhir cerita, fakta pun terkuak dan Trisno mau bertanggung jawab atas kehamilan Ratna. Nadia yang mendengar pengakuan Trisno, langsung girang dan segera mencari Bambang. Melalui pancingan artikel berjudul “Berhubungan dengan atasan sah atau tidak”, Nadia kembali mengirimkan sinyal cintanya untuk Bambang yang langsung disambut Bambang dengan teriakan membelah langit-langit kantor “Alhamdulillah ....!!!”

FILM WISH UPON: 7 PERMINTAAN DIBAYAR DARAH


 Film Wish Upon adalah salah satu film yang dibintangi Joey King yang menurutku keren gila. Bahkan aku sempat berkhayal seandainya aku bisa menemukan kotak segi tujuh seperti yang ditemukan Clare Shannon di film ini, salah satunya akan kugunakan agar mantanku bisa kembali. Ceileh ...
Film ini awalnya bercerita tentang remaja bernama Clare Shannon (Joey King) yang hidup berdua dengan sang ayah, setelah ibunya bunuh diri. Sang ayah yang berprofesi sebagai pengumpul barang bekas, membuat Clare merasa minder di sekolah lebih-lebih karena dia sering dibully Darcie Chapman.
Pada suatu hari Clare menemukan sebuah kotak yang tertulis bisa mengabulkan 7 permintaan, dengan selarik tulisan cina yang belum bisa Clare terjemahkan. Namun tanpa sengaja dan tanpa ada rasa percaya, Clare mengajukan permintaan agar tubuh Darcie Chapman musuhnya membusuk, dan anehnya di hari yang sama tubuh Darcie pun membusuk tanpa sebab hingga teman-temannya merasa jijik. Malangnya, anjing kesayangan Clare pun tewas di hari yang sama.
Clare mulai percaya dengan keajaiban kotak tersebut. Maka satu persatu permintaan pun dia ajukan, mulai dari mendapatkan warisan penuh dari pamannya, ditaksir cowok paling keren di sekolahnya, menjadi siswa yang paling populer, ayahnya menjadi keren dan tidak memalukan lagi, dan untuk permintaan keenam dia gunakan agar ibunya bisa kembali hidup meski hanya untuk sesaat. Namun sayang, 6 permintaan yang dia ajukan ternyata harus ditebus dengan nyawa, mulai dari anjing, paman, tetangga, seorang penerjemah, bahkan sahabatnya, Meredith yang sebelumnya sudah menyarankan agar Clare membuang kotak tersebut. Sayang Clare terlalu tamak, dia takut kehilangan apa yang sudah terlanjur dimilikinya.
Pada akhirnya, Clare mengajukan permintaan ketujuh agar kehidupannya bisa kembali sebelum kotak itu ditemukan. Dia pun memberikan kotak itu kepada Ryan, teman lelaki keturunan Cina yang diam-diam ditaksirnya dalam kehidupan multidimensi. Clare meminta agar kotak itu dikubur saja supaya tidak lagi menelan korban. Namun sebelum ajakan kencannya bersambut, sebuah mobil menabrak Clare dan dia pun tewas di tempat.
Film yang rilis tahun 2017 ini menurutku agak mirip Final Destination, jadi kita sebagai penonton dipaksa menebak-nebak siapa korban berikutnya. Pesan moral yang bisa kita petik dari film ini, jadi orang jangan tamak, jangan egois. Kalau memang punya kesempatan untuk mengajukan 7 permintaan, kita bisa gunakan salah satunya mungkin untuk kebaikan seluruh umat, bukan mengejar keinginan pribadi yang tidak akan pernah selesai.
Ditulis oleh Barbara Marshall, disutradarai John R Leonetti, film ini sebenarnya sempat masuk black list.  Selain Joey King, ada Ki Hong Lee , Sydney Park, Shannon Purser dan si “Hot Daddy” Ryan Phillippe. Deh ... jadi pengen main di film ini.

Sinopsis Film Belahan Jiwa, Sukses Bikin Kita Bingung

Kalau ada film yang sukses bikin kepalaku pening, ya film Belahan Jiwa. Apalagi film Belahan Jiwa hadir di masa mudaku yang belum...