Sudah pernah
nonton film seri Final Destination? Film horor bergenre slasher yang satu ini
bakal mengingatkanmu bahwa kematian adalah takdir yang sulit terbantahkan,
meski kita telah mati-matian menghindar. Untuk bisa menonton film yang akrab
dengan darah dan benda tajam ini, diperlukan kelenturan dua tangan untuk
membekap mulut rapat-rapat, karena sekali membiarkannya terbuka kamu tidak akan
pernah berhenti berteriak. Secara garis besar, film yang sudah rilis dalam 5
seri ini dan masih trailer di seri ke 6 nya ini, menceritakan sekelompok orang yang berhasil menipu kematian karena
penglihatan dari tokoh utamanya, lalu kematian kembali mengejar mereka dengan
cara yang lebih mengerikan. Setidaknya ada 9 fakta unik dari film produksi New
Line Cinema ini yang bakal bikin kamu penasaran pengen nonton, dan bagi yang
sudah menonton jadi pengen nonton lagi secara beruntun, biar ketemu benang
merahnya.
1.
Misteri
Petaka Awal
Film
Final Destination 1 (FD 1) dimulai dari petaka meledaknya pesawat Boeing 747
dengan nomer penerbangan 180 tujuan Paris setelah lepas landas dari Bandara
John F. Kennnedy dan menewaskan seluruh penumpangnya, kecuali 7 orang yang
berhasil menipu kematian dengan keluar sebelum pesawat take off. Entah film ini terinspirasi dari kejadian nyata atau
tidak, faktanya di tahun 1996 tepatnya 4 tahun sebelum film pertama ini resmi dirilis,
sebuah pesawat TWA Boeing 747 tujuan Paris juga meledak di atas Samudera Atlantik
setelah lepas landas dari Bandara John F. Kennedy dengan nomor penerbangan 800.
Untuk 4 seri berikutnya, petaka dimulai dari kecelakaan beruntun di rute 23 (FD
2), jatuhnya Roller Coaster Wahana Devils Flight (FD 3), tabrakan mobil di Mc
Kinley Speedway (FD 4) dan ambruknya Jembatan North Bay (FD 5). Untuk 4 petaka
di FD 2 hingga FD 5, belum ada tragedi di kehidupan nyata yang menginspirasi.
Namun petaka Jembatan North Bay memiliki kesamaan dengan ambruknya Jembatan
Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur, 26 Nopember 2011 lalu, di tahun yang
sama film ini resmi dirilis. Petaka North Bay terjadi karena jembatan yang
masih dalam perbaikan dan pengaspalan retak dan tidak lagi kuat menahan beban
kendaraan yang melintas. Senada dengan itu, ambruknya Jembatan Kutai disebabkan
karena pengenduran kabel penahan jembatan yang juga sedang dalam perbaikan. Dua
tragedi fiktif dan virtual tersebut seolah memberi pelajaran bagi kita, khususnya
pengelola agar mengalihkan arus lalu lintas selama jembatan dalam perbaikan.
Dalam
dunia psikologis, dikenal sebuah istilah prekognisi yaitu kemampuan
untuk menggambarkan sebuah kejadian di masa yang akan datang. Barangkali itulah
yang dialami Alex Browning (FD 1), Kimberly Corman (FD 2), Wendy Christosen (
FD 3), Nick O Bannon (FD 4) dan Sam Law Ton di FD 5, dimana mereka mendapatkan
penglihatan secara detil tentang petaka besar yang bakal terjadi, lalu berusaha
menghindarinya, namun sayang kematian masih mengincar mereka. Di kehidupan
nyata ada orang-orang tertentu yang juga mengalami penglihatan tersebut, entah
karena mereka indigo atau hanya sekedar mengandalkan feeling. Penyanyi
Jojo Billingshey, yang juga mantan vokalis grup rock Lynyrd Skynyrd di tahun
1977 bermimpi melihat pesawat terbang jatuh ke rawa, dan memperingatkan teman-teman
bandnya agar membatalkan penerbangan, meski tak ada yang menggubris. Tepat
sehari kemudian, mimpi buruk Jojo benar-benar terjadi. Pesawat carteran yang
mengangkut teman bandnya mengalami kecelakaan di rawa-rawa sekitar Hutan
Missisipi dan menewaskan dua anggota mereka. Jojo sendiri meninggal dunia di
usia 58 tahun pada tahun 2010 lalu, karena serangan penyakit kanker.
3.
Nyanyian
Firasat Kematian
Meski
terdengar samar,
lagu Rocky Mountain High
menjadi firasat kematian dari Tod Waggner, Mrs. Lewton dan Carter Horton di FD
1. Ironisnya, John Denver yang mempopulerkan lagu tersebut pada tahun 1997 juga
meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Sementara lagu High Way To Hell yang dipopulerkan AC/DC terdengar dari radio
Kimberly (FD 2) dengan lirik yang menandakan kecelakaan besar. Sementara di FD
3, lagu Love Roller Coaster sempat
terdengar ketika Ashley dan Ashlyn mati terpanggang. Lagu itu sendiri memiliki
keanehan di detik ke 2.30, dimana terdengar jeritan suara wanita yang konon adalah
seorang model yang tewas ditikam dengan pisau oleh sang manager, dan tanpa
sengaja masuk dalam rekaman suara band Ohio Player. Melompat ke FD 5, adalah lagu Dust In The Wind yang didengar Nathan di
cafe tepat sebelum pesawat jatuh menghancurkannya. Jika kita perhatikan
liriknya, seperti sebuah firasat bahwa seberapa besar usaha Nathan untuk
menghindari kematian, dia tidak akan pernah benar-benar lolos. All we do
crumbles to the ground tough, we refuse to see (Semua yang kita lakukan
hancur, meskipun kita menolak untuk melihatnya)
4.
Misteri
Angka 180
Angka
180 menjadi angka keramat yang menghubungkan 5 seri Final Destination. Di FD 1,
petaka dimulai dengan meledaknya pesawat nomer penerbangan 180. Di FD 2, terdapat
rangkaian tanda Next 180. Angka ini kembali terlihat di harga cafe wahana
Devils Flight FD 3. Sementara
tabrakan mobil di Mc Kinley Highway Stadium
memakan korban penonton yang duduk di bawah tiang bernomor 180. Dan terakhir di
FD 5, jembatan ambruk di saat penumpang bus tengah menonton acara 180 Corporate
Consulting. Lalu ada apa dengan angka ini? Mengapa 3 angka tersebut seolah
dipilih untuk mewakili kematian? Belum ada referensi yang cukup akurat untuk
menjawab teka-teki ini. Bahkan belum pernah ada negara yang mengklaim 3 angka
ini sebagai deretan angka sial. Sekedar spekulasi saja, coba perhatikan deret
angka berikut ini: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0. Jika angka itu diputar 180, maka kita hanya akan menemukan 3 angka dengan bentuk yang relatif
sama: 1, 8, 0, sementara angka yang lain akan berubah bentuk. Ini seperti
menegaskan bahwa meskipun rancangan kematian diputar, dibolak-balik dengan
tujuan menyelamatkan diri, ujung-ujungnya akan kembali pada bentuk yang sama: kematian.
5.
Menebak
Pola Kematian
Setiap
seri dari Final Destination selalu menghadirkan pola kematian yang berbeda yang
berusaha disimpulkan oleh tokoh utama dan partner
setianya hanya dengan mengandalkan tebakan logika, dan hebatnya penonton
mengamini itu. Tapi faktanya, kematian tetap menjadi rahasia Tuhan dan prediksi
itu rata-rata meleset. Seperti pada FD 1, urutan kematian berdasarkan posisi
tempat duduk atau arah ledakan, yang berarti urutannya adalah: Tod, Terry, Mrs
Lewton, Carter, Billy, Clear dan terakhir Alex. Namun ketika Carter berniat
bunuh diri di lintasan kereta api, Alex menyelamatkannya dan justru menempatkan
Billy sebagai korban di urutan ke 4 setelah Mrs Lewton. Lalu di FD 2, penonton
sempat menebak bahwa pola kematian berdasarkan posisi mobil berhenti atau siapa
yang lebih dulu keluar dari mobil. Nyatanya karena kehadiran Clear, korban
selamat di FD 1, rancangan kematian justru terbalik menempatkan Kimberly dan Thomas
sebagai korban selamat. Hal ini terus berlanjut di FD 3 hingga FD 5, di setiap
serinya selalu ada yang berhasil mencurangi rancangan kematian asli.
Satu-satunya yang tidak berubah adalah penanda bagaimana mereka akan mati.
Seperti di FD 5, dalam pengelihatan Isaac jatuh ke kaca ketika bus menghantam
air, menandakan dalam kehidupan nyata dia akan mati tertimpa sesuatu yang
keras, yaitu patung buddha.
6.
Siapa
William Bludworth?
Kecuali
di FD 4, pria berkulit legam, berbadan besar dan sedikit nyentrik ini kerap
hadir di setiap serial FD. William Bludworth yang diperankan oleh Tony Todd
adalah pemilik perusahaan pemakaman yang begitu paham dengan rancangan kematian
dan berusaha membantu sisa korban yang selamat, meski terkadang kehadirannya
membuat keadaan semakin terlihat mencekam. Salah satu teorinya tentang kematian
yang begitu menyepak nurani kita sebagai makhluk Tuhan yang tak berdaya: in
death there are no accident, no coincidences, no mishaps and no escapes,
kurang lebih artinya: Dalam kematian, tidak ada kecelakaan, tidak ada
kebetulan, tidak bisa melarikan diri tidak ada kemalangan.
7.
FD 4
Yang Nggak Nyambung dan FD 5 Yang Ganjal
Banyak
rumor yang mengatakan FD 4 tidak memiliki korelasi dengan sekuel sebelumnya.
Benarkah demikian? Sebenarnya tidak, kecuali fakta bahwa untuk pertama kalinya
William Bludworth (Tony Todd) tidak terlibat di serial FD. Nyatanya ada
beberapa atribut Final Destination yang terbawa di FD 4, seperti angka 180,
nama stadium Mc Kinley yang mirip dengan nama belakang pemeran FD 3 yang mati
tertancap pasak, dan perhatikan kematian Nathan di FD 5, saat dia duduk di cafe
dan menatap foto Roy dengan latar mobil balap bernomor 6 yang menjadi penyebab
tabrakan di FD 4. Tiga hal di atas membuktikan bahwa FD 4 masih berada di
koridor yang sama dengan sekuel sebelumnya. Ending dari sekuel ini justru
menjadi benang merah dari keseluruhan cerita. Ketika Nick tengah minum di cafe
bersama Lori dan Janet, dia berkata: Bagaimana jika ternyata kita tidak
mengubah apapun? Bagaimana jika keberadaan kita disini sekarang adalah rencana
NYA sejak awal?, lalu sejurus kemudian truk besar menghantam tubuh mereka. Kejanggalan
justru terjadi di FD 5 yang oleh sebagian besar penonton dianggap sebagai
prekuel. Salah satu penanda kematian Olivia adalah pigura fotonya yang pecah
dengan latar roller coaster Devils Flight di FD 3. Jika benar FD 5 adalah
prekuel, bagaimana Olivia bisa ada di foto tersebut, sementara petaka roller
coaster baru terjadi 6 tahun kemudian? Apa mungkin Olivia hidup kembali?
8.
Final
Destination Ala Indonesia
Film
Indonesia Miracle Menantang Maut yang
disutradarai Helfi Kardil di tahun 2007 memiliki kesamaan cerita dengan Final
Destination. Bermula dari sekelompok siswa di sebuah sekolah yang hendak
melakukan perjalanan ke puncak, lalu seorang dari mereka yang bernama Kinar
(Keira Shabira) mendapat penglihatan bahwa bus yang mereka tumpangi akan
mengalami kecelakaan dan terbakar. Lalu 8 orang terpaksa turun
memperdebatkannya, dan beberapa waktu kemudian petaka benar-benar terjadi. Pola
kematian di film ini membentuk suatu kalimat: KITA MATI, dengan menggunakan
huruf awal dari tokoh yang selamat. Berbeda dengan Final Destination, kematian
di film ini adalah trik pembunuhan dari seorang bernama Imas (Intan Ayu) yang
ingin membalas dendam pada Satyo (Lian Firman) atas penolakannya. Meski tak sekeren Final Destination,
setidaknya film ini bisa menjadi alternatif sembari menunggu Final Destination
seri ke 6 dirilis.
Iam comeback
BalasHapus